01862 2200277 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059082000800100084001400108100001800122245012700140250001100267260003900278300003200317850002300349600001000372020001800382700001200400520106800412990002601480990002601506990002601532990002601558INLIS00000000001179420220902095953 a0010-0718000143ta220902 g 0 ind  a813 a813 AHM m0 aAhmadi Sofyan1 aMemoar Sang Presiden :bKisah Cinta, Pengkhianatan, & Pembrontakan dalam Ambisi Kekuasaan /cAhmadi Sofyan; editor Harsono acet. 1 aJakarta :bPrestasi Pustaka,c2006 a215 hlm. :bilus. ;c19 cm. aPerpusdaKotaKediri aFIKSI a979-24-1069-40 aHarsono aWahai para penguasa! Jangan menyebarkan brosur perdamaian kalau mengajak perang! Jangan berdiri di atas ambisi kekuasaan hanya karena uang!" "Ayo bapak-bapak dosen..., jangan berbulu intelek tual kalau nyatanya tidak bermoral. Muntahkan saja nafsu binatangmu! Ayo ajarkan kami bagaimana menjadi pelacur! Jadikan kampus ini prostitusi terbuka. Ayo..., back to jahiliyah!" Orasi sang Presiden ternyata membuat merah telinga para penguasa dan elite-elite kampus. Entah dendam pribadi ataukah memang hanya sekedar menuntut moralitas. Cinta, pengkhianatan, dan pemberontakan dalam ambisi kekuasan seringkali menjadi romantika kehidupan seorang pemimpin. Sebuah novel yang mengangkat kebiadaban para aparat dan penguasa di negeri ini, bahkan elite pendidikan (kampus). Sisi romantisme seorang pemberontak demi ambisi kekuasaan harus takluk dalam pengkhianatan cinta yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Novel keras dan kritis ini sangat layak untuk dijadikan cermin bagi para pemimpin dan aktivis mahasiswa, serta para oknum pendidikan di negeri Pancasila ini. a027101/PU-KDR/PB/2012 a027102/PU-KDR/PB/2012 a027100/PU-KDR/PB/2012 a027101/PU-KDR/PB/2012