02078 2200313 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100020002200122082001200144084001800156100002800174245014700202250001400349300003800363500002700401650001200428700003100440700003500471520106100506264005701567336002101624337003001645338002301675856004101698990002501739INLIS00000000002230220250307100544 a0010-0325000026ta250307 g 0 ind  a978-602-481-676-6 a978-602-481-675-9 a959.805 a959.805 EKO j0 aEko SulistyoePengarang1 aJejak Listrik Di Tanah Raja :bListrik dan Kolonialisme di Surakarta 1901–1957 /cEko Sulistyo ; Editor, Candra Gautama , Ariobimo Nusantara aCetakan 1 axviii + 278 Halaman ;c14 x 21 cm aIndeks Halaman 271-275 4aSEJARAH0 aCandra GautamaePenyunting0 aAriobimo NusantaraePenyunting aJEJAK LISTRIK DI TANAH RAJA SEJARAH KELISTRIKAN di Indonesia masih kurang diminati kalangan sejarawan. Kajian tentang listrik masih didominasi pendekatan teknis, dengan narasi rumus-rumus dan perhitungan yang mengerutkan dahi. Padahal kehadiran listrik telah mempercepat kemajuan ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya, termasuk emansipasi politik dan ideologi. Sejarawan Rudolf Mrazek lewat bukunya, Engineers of Happy Land, sempat menyinggung kehadiran listrik di Hindia Belanda dan menghubungkannya dengan fajar nasionalisme bumiputra pada awal abad ke-20, yang disebutnya sebagai "cahaya-cahaya baru dan lampu-lampu yang muncul setiap hari". Buku ini menyajikan sejarah kelistrikan di Vorstendlanden atau wilayah kekuasaan kerajaan di Surakarta. Banyak hal menarik diungkap, mulai dari kehadiran pabrik listrik yang dimotori penguasa kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran, munculnya budaya perkotaan akibat listrik, sampai pendirian pembangkit listrik oleh Mangkunegara VII, yang mencerminkan kemandirian bangsa, jauh sebelum Indonesia merdeka. aKPG (Kepustakaan Populer Gramedia) :bJakarta,c2021 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraVolume aPerpustakaan Umum Daerah Kota Kediri a49142/PU-KDR/HD/2025