02065 2200265 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020001800100082000800118084001400126100003200140245006100172250001400233300004500247650001900292520132000311264004401631336002101675337003001696338002301726990002501749990002501774INLIS00000000002301520250814121651 a0010-0825000252ta250814 g 0 ind  a9786230070488 a181 a181 ACH f0 aAch Dhofir ZuhryePengarang1 aFilsafat timur (bukan) untuk pemalas /cAch Dhofir Zuhry aCetakan 1 axix + 214 halaman :billustrasi ;c21 cm 4aFILSAFAT TIMUR aBagaimana India bisa mewarisi keagungan sastra dan kekuatan spiritualnya? Mengapa China begitu maju dan mendominasi perekonomian dunia belakangan ini, hingga ada ujar-ujar bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam raya tetapi China yang membuat tiruannya? Ya, India dan China adalah negeri para filsuf sejak 4,5 milenium silam. Sementara hari ini, tak hanya darurat literasi, sampah plastik dan pembusukan otak karena konsumsi konten murahan, Indonesia juga darurat filsafat, sikap kritis dan nalar jernih. Jackie Chan, Aamir Khan, Bill Gates, dan Mao Zedong tidak serta merta lahir menciptakan identitas generasinya. Bung Hatta, Gandhi, Marx, Plato, bahkan Kongzi pun tidak serta merta lahir dan ditunggu-tunggu kedatangannya sebagai “filsuf sejuta umat”. Zamanlah yang melahirkan mereka dengan semua peran hebatnya. Lantas, di mana posisi manusia Indonesia hari ini? Memadukan gagasan lintas peradaban India dan China, secara kontemplatif dan jenaka, Filsafat Timur (Bukan) untuk Pemalas hadir untuk memanggil manusia modern, khususnya Generasi-Z yang krisis identitas dan kemarau akal budi, untuk kembali menyelaraskan rasionalitas dan keterbukaan hati menuju kebijaksanaan dan kedamaian batin. Kita adalah anak-anak zaman ini. Sudah siap mengarungi perjalanan filosofis dan menjadi manusia paripurna? aJakarta :bElex Media Komputindo,c2025 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraVolume a49946/PU-KDR/PB/2025 a49945/PU-KDR/PB/2025