Cite This        Tampung        Export Record
Judul Biarkan Aku Memulai / Nurul F. Huda
Pengarang Nurul F. Huda
Nurul F. Huda
Penerbitan Bandung; : DAR Mizan, 2001.
Deskripsi Fisik 150 hlm. :ilus. ;17 cm.
ISBN 9793035048
Subjek Fiksi
Abstrak Bagi Pakde Wongso, acara tujuh hari , seratus hari , atau bahkan seribu hari sebagai doa untuk orang yang meninggal, mengharuskan adanya sesaji. Padahal dalam Islam hal-hal berbau syirik semacam itu sama sekali tidak diperkenankan. Akan tetapi, Pakde Wongso tidak mau peduli. Pakde Wongso tetap mengharapkan ada sesesaji ketika adiknya -- yang juga bapaknya Nunik -- meninggal. Karena kalau tidak ada sesaji, akan memalukan keluarga. Dengan penuh kesabaran, Nunik mencoba memberi pengertian kepada Pakde Wongso, tetapi Pakde Wongso malah menganggapnya sableng ! Simbok, yang sudah kuyu dan letih, hanya mampu menangis dan meminta Nunik untuk tidak mendebat Pakde Wongso. Lalu, apa yang dilakukan Nunik kemudian ? Akankah dia tetap pada pendiriannya dengan menanggung risiko ? Atau sebaliknya ? Bersama Biarkan Aku Memulai , ada cerita-cerita lain yang membuat kita tercerahkan kembali akan keislaman dan keimanan kita.
Bahasa Tidak tersedia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Tidak diketahui / tidak ditentukan

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000024725 99.221.3 NUR b Dapat dipinjam Perpustakaan Umum Kota Kediri - R. Baca Umum Dipinjam
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000010423
005 20221014093300
008 221014###########################0######
020 # # $a 9793035048
035 # # $a 0010-091700000000112
082 # # $a 899.221.3 NUR b
084 # # $a 899.221.3 NUR b
100 # # $a Nurul F. Huda
245 1 # $a Biarkan Aku Memulai /$c Nurul F. Huda
260 # # $a Bandung; :$b DAR Mizan,$c 2001.
300 # # $a 150 hlm. : $b ilus. ; $c 17 cm.
520 # # $a Bagi Pakde Wongso, acara tujuh hari , seratus hari , atau bahkan seribu hari sebagai doa untuk orang yang meninggal, mengharuskan adanya sesaji. Padahal dalam Islam hal-hal berbau syirik semacam itu sama sekali tidak diperkenankan. Akan tetapi, Pakde Wongso tidak mau peduli. Pakde Wongso tetap mengharapkan ada sesesaji ketika adiknya -- yang juga bapaknya Nunik -- meninggal. Karena kalau tidak ada sesaji, akan memalukan keluarga. Dengan penuh kesabaran, Nunik mencoba memberi pengertian kepada Pakde Wongso, tetapi Pakde Wongso malah menganggapnya sableng ! Simbok, yang sudah kuyu dan letih, hanya mampu menangis dan meminta Nunik untuk tidak mendebat Pakde Wongso. Lalu, apa yang dilakukan Nunik kemudian ? Akankah dia tetap pada pendiriannya dengan menanggung risiko ? Atau sebaliknya ? Bersama Biarkan Aku Memulai , ada cerita-cerita lain yang membuat kita tercerahkan kembali akan keislaman dan keimanan kita.
650 # # $a Fiksi
710 # # $a Nurul F. Huda
850 # # $a Perpusdakotakediri
990 # # $a 033520/PU-KDR/HD/2017
Content Unduh katalog