Slot Thailand 2025 Slot Gacor 2025

Cite This        Tampung        Export Record
Judul Canting / Arswendo Atmowiloto
Pengarang Arswendo Atmowiloto
EDISI Cet. 1
Penerbitan Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007
Deskripsi Fisik 408 hlm. ;18 cm.
ISBN 9789792232493
Abstrak Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-bunh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting karena munculnya jenis printing cetak. Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini cukup beberapa kejap saja. Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni-sarjana farmasi, calon pengantin.. putri Ngabean-yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bangsawan berhidung mancung yang perkasa; Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya; serta kakak-kakaknya yang sukses. Canting, yang menjadi cap batik Ngabean, tak bisa bertahan lagi. "Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera." Ni menjadi tidak Jawa, menjadi aeng---aneh, untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryamentaram meninggal dunia, adalah generasi kedua, setelah ayahnya, yang berani tidak Jawa
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Tidak diketahui
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000034369 899.2213 ARS c Dapat dipinjam Perpustakaan Umum Kota Kediri - R. Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000013865
005 20220929022757
007 ta
008 220929################g##########u#ind##
020 # # $a 9789792232493
035 # # $a 0010-0819000057
082 # # $a 899.2213
084 # # $a 899.2213 ARS c
100 0 # $a Arswendo Atmowiloto
245 1 # $a Canting /$c Arswendo Atmowiloto
250 # # $a Cet. 1
260 # # $a Jakarta :$b Gramedia Pustaka Utama,$c 2007
300 # # $a 408 hlm. ; $c 18 cm.
520 # # $a Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-bunh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting karena munculnya jenis printing cetak. Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini cukup beberapa kejap saja. Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni-sarjana farmasi, calon pengantin.. putri Ngabean-yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bangsawan berhidung mancung yang perkasa; Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya; serta kakak-kakaknya yang sukses. Canting, yang menjadi cap batik Ngabean, tak bisa bertahan lagi. "Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera." Ni menjadi tidak Jawa, menjadi aeng---aneh, untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryamentaram meninggal dunia, adalah generasi kedua, setelah ayahnya, yang berani tidak Jawa.
850 # # $a perpusdakotakediri
990 # # $a 0041322/PU-KDR/HD/19
Content Unduh katalog